
Saat mencoba beragam metode dan strategi, kita harus mengevaluasinya. Apakah keterlibatan murid jadi lebih baik? Apakah hasil belajar murid jadi lebih baik.
Minat belajar merupakan bentuk ketertarikan, keinginan siswa untuk melakukan hal, tugas, latihan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata lain, minat belajar adalah ketertarikan siswa terhadap sesuatu yang dilihat dan dialami. Dengan meningkatnya minat siswa dalam belajar maka secara signifikan prestasi hasil belajarpun secara otomatis meningkat.
Kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran sering dijumpai hal-hal yang tidak mendukung dalam rangka pencapaian hasil belajar seperti minat atau keinginan siswa dalam belajar yang relatif masih rendah. Sehingga perlu dilakukan upaya atau langkah konkret untuk meningkatkan minat atau motivasi belajar pada siswa (Habibi, 2018).
Masalah rendahnya minat belajar siswa haruslah segera diselesaikan atau dipecahkan karena jika tidak segera dipecahkan maka dampak negatif yang terus terjadi adalah: (1) siswa tidak akan belajar dengan semangat, (2) proses pembelajaran yang sering digunakan oleh guru semakin bersifat monoton, (3) siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya, (4) hasil belajar Bahasa Inggris siswa kurang maksimal dan akan menurun terus menerus, (5) siswa menganggap sekolah itu tidak lagi penting, (6) siswa berani membolos atau tidak mengerjakan tugas sekolah, dan akhirnya (7) siswa tidak mau lagi masuk sekolah (putus sekolah).
Tentunya menjadi PR bagi guru untuk segera mengurangi masalah rendahnya minat belajar siswa. Ada pendapat menarik yang dikutip dari seorang influencer bidang pendidikan, Ryan Oktaprama, yang bisa diaplikasikan dalam proses belajar mengajar sehari-hari.
“Salah satu kompetensi guru adalah pedagogi, mencakup penguasaan beragam metode & strategi mengajar. Saat menjadi guru, setidaknya saya menggunakan minimal 9 metode dan strategi dalam mengajarkan 1 bab pembelajaran”, ujar Ryan.
Dalam merancangnya, ada tiga untuk menarik perhatian murid, untuk menyajikan materi, dan tiga untuk latihan/asesmen. Agar dapat diimplementasikan dengan maksimal, ada tiga tahap yang harus dilalui guru dalam merancang metode dan strategi mengajar yang beragam:
Langkah 1 – Menentukan Tujuan Pembelajaran
Sebagian metode, cocok untuk mencapai tujuan pembelaajaran tertentu. Misalnya, games kosa kata cocok untuk tujuan pembelajaran akuisisi kosa kata baru dalam mapel bahasa.
Langkah 2 – Menyusun Tahapan Pembelajaran
Ada beragam cara menyusun tahapan pembelajaran.
“Saya pribadi lebih suka menggunakan 9 tahapan pembelajaran Gagne; setiap tahap menggunakan metode dan strategi yang berbeda”, ungkap Ryan.
Langkah 3 – Mengevaluasi Implementasi
Saat mencoba beragam metode dan strategi, kita harus mengevaluasinya. Apakah keterlibatan murid jadi lebih baik? Apakah hasil belajar murid jadi lebih baik.
Saat kita menggunakan beragam metode dan strategi mengajar, kita juga mendapatkan manfaat, tidak hanya murid.
Manfaat tersebut seperti: (1) menegaskan otoritas kita sebagai guru, (2) murid lebih mau mendengarkan sebab kita peduli dengan mereka, dan (3) menambah expertise kita.
Ajakan praktisi pendidikan ini sebagai penutup dari tips yang dibagikannya, “Mari 2023 ini stop mengeluh dan mulai melangkah jadi guru yang lebih profesional”. (NAS)
Source: Ryan Oktaprama.